UNSUR INTRINSIK NOVEL ATHEIS


UNSUR INSTRINSIK
A.     TEMA             : Persoalan antara Manusia dengan Tuhan.

B.     AMANAT       :
1.      Turutilah perintah ayah dan ibumu, kepada orang-orang tua dan rajinlah bersembahyang dan mengaji.
2.      Jangan suka menyiksa hewan dan mengumpat orang lain.
3.      Sembayanglah seperti kau akan mati besok.
4.      Tetaplah setia pada pendirianmu sendiri.
5.      Jangan sampai cinta membuatmu lupa akan akhirat. Alangkah baiknya, cinta bukan hanya untuk lawan jenis, tetapi untuk Tuhan kita juga.
6.      Dalam mengambil tindakan/ keputusan hendaknya dipikirkan terlebih dahulu.

C.     ALUR             : Campuran
Alur ceritanya adalah sebagai berikut :
1.      Penyelesaian
Hasan meninggal dunia. (Bagian I)
2.      Peleraian
Tokoh “aku” ketika bersama Hasan (Bagian II)
3.      Perkenalan
Perkenalan tokoh-tokoh serta latar tempat, waktu dalam novel oleh tokoh “aku” sebagai Hasan. (Bagian III)
4.      Konflik 1
Melihat cara bergaul Kartini dan Rusli yang menyimpang, Hasan ingin menyadarkan mereka menuju jalan yang benar. (Bagian IV)
5.      Konflik 2
Hasan mulai menyukai Kartini. (Bagian IV)
6.      Konflik 3
Hasan sedikit terpengaruh oleh cara bergaul Kartini dan Rusli. (Bagian IV)
7.      Konflik 4
Hasan tidak menyukai sikap Anwar saat mereka bertemu. (Bagian V)
8.      Konflik 5
Hasan benar-benar terjerumus ke dalam pergaulan atheis. (Bagian VI-VII)
9.      Konflik 6
Hasan pulang kampung ke Garut dan berdebat dengan ayahnya. (Bagian IX)
10.  Konflik 7
Hasan menikah dengan Kartini. (Bagian  XI)
11.  Konflik 8
Kartini menemukan surat-surat yang membuatnya tidak percaya terhadap Hasan. (Bagian XII)
12.  Klimaks
Hasan bertengkar hebat dengan Kartini hingga Kartini dipukuli olehnya. Sampai akhirnya Kartini berniat pergi ke kampung halamannya, namun ia bertemu dengan Anwar. Lalu mereka pergi ke sebuah penginapan. (Bagian XII-XIV)
13.  Peleraian
Mengetahui ayahnya meninggal, Hasan mulai sadar untuk kembali ke jalan yang benar. Pada saat itu ia mengetahui bahwa Kartini pernah ke penginapan bersama Anwar. Hasan pun mencari Anwar untuk membuat perhitungan. (Bagian XV)
14.  Penyelesaian
Hasan tertembak, lalu meninggal dunia. (Bagian XV)

D.     PENOKOHAN           :
1.      TOKOH UTAMA            
a.       Hasan                        :
1)      Penurut
Bukti  : aku merasa bahwa aku adalah seorang anak yang mau menurut....(hal 21)
2)      Sering berbohong
Bukti  : .....jawabku berbohong(hal 50)
3)      Pencemburu
Bukti  : Kadang-kadang ia suka pula membikin aku cemburuan...(hal 110)
4)      Tidak berpendirian tetap
Bukti  : Tidak setia pada pendirian sendiri.(hal 137)
5)      Penakut
Bukti pada Bagian IX.
b.      Kartini                       :
1)      Berideologi tegas dan radikal
Bukti  : Ya bung pengalamannya .....(hal 38)
2)      Setia
Bukti  : terdapat pada Bagian XIV
c.       Anwar
1)      Periang
Bukti  :.....ternyata seorang periang.(hal 102)
2)      Tidak konsekwen
Bukti  : ...tidak konsekwen(hal 132)             
3)      Anarkhis
4)      Suka mencuri
5)      Tidak sopan
6)      Cari perhatian
2.      TOKOH SAMPINGAN    
a.       Rusli                          : pandai, atheis.
b.      Raden Wiradikarta     : sangat saleh dan alim (hal 16)
c.       Ibu Hasan                  : sangat saleh dan alim (hal 16)
d.      Haji Dahlan               : penasehat yang baik (hal 18)
e.       Kiyai Mahmud           : seorang guru tarekat yang baik (hal 19)
f.       Fatimah                      : baik hati, rajin, penurut
g.       Bung Parta                 : pandai (hal 112)
h.      Bibi Hasan                 : baik (hal 47), rajin beribadat (hal 48)
i.        Minah                                    : penurut, baik
j.        Mimi                          : baik, jujur, selalu ingin tahu
k.      Ibu Kartini                 : serakah (hal 38-39)
l.        Pak Artasan               : sopan (hal 142), pandai mendongeng (143), penakut,                                                           percaya pada hal mistik
m.    Pak Ahim                   : sopan (hal 142), penakut, percaya pada hal mistik
n.      Amat                          : terbuka, jujur
o.      Siti                             : pandai mendongeng, rajin beribadat ( hal 23 )
3.      TOKOH ANTAGONIS
a)      Batin Hasan.
4.      TOKOH PROTAGONIS
a)      Hasan.
5.      TOKOH TRITAGONIS
a)      Batin Hasan.

E.     LATAR
1.      Latar Tempat
a.       Kantor Kotapraja, Bandung ( hal 30)
b.      Kota Bandung (hal 36,99)
c.       Garut (hal 16)
d.      Sasak gantung 18 rumah Bibi Hasan (hal 32)
e.       Kebun Manggu 11 rumah Rusli (hal 32)
f.       Bioskop (hal 119)
g.       Lengkong Besar 27 (hal 27)
h.      Halte Wanaraja (hal 131)
i.        Kuburan Garawangsa (hal 146)
j.        Penginapan (bagian XIV)

2.      Latar Waktu
a)      Sore hari saat Hasan pergi ke rumah Rusli. (Bagian IV)
b)      Malam hari saat Hasan memikirkan bagaimana cara mengislamkan Rusli dan Kartini. (hal 55)
c)      Esok hari setelah Hasan ke rumah Rusli saat Hasan hendak pergi ke rumah Rusli. (hal 56)
d)      Malam rabu ketika Hasan bertemu Kartini di Gang Asmi (hal 80-86).
e)      Hari minggu ketika Rusli mengunjungi Hasan.
f)       Hari sabtu saat Rusli, Kartini dan Hasan bertemu Anwar.
g)      Malam hari saat Hasan dan Kartini pergi bersama.
h)      Malam jum’at ketika Anwar dan Rusli pergi ke kuburan Garawangsa. (hal 147)
i)        12 Februari 1941 saat Hasan menikah dengan Kartini. (hal 165)
j)        1 Oktober setelah Hasan dan Kartini menikah kira-kira tiga tahun setengah. (hal 147)
k)      Empat tahun setelah Hasan dan Kartini menikah terjadi perselisihan antara Hasan dan Kartini.
3.      Latar Suasana
a.       Sedih ketika Hasan meninggal dunia.
b.      Mengharukan saat Hasan berpisah dengan Rukmini, saat Hasan berdebat dengan kedua orang tuanya.
c.       Menakutkan saat Hasan dan Anwar berjalan menyusuri kuburan Garawangsa.
d.      Menegangkan saat Hasan memarahi dan memukuli Kartini.
e.       Romantis saat Hasan dan Kartini jatuh cinta.

F.      SUDUT PANDANG
Dalam novel ini pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama yaitu “aku” sebagai pencerita dan pengamat.

G.    GAYA BAHASA
Dalam novel ini pengarang banyak menggunakan majas sebagai berikut :
1)      Majas Asosiasi atau Perumpamaan
S  Suaranya menggores tajam dalam hatiku seperti suara paku diatas batu tulis. (hal 10)
S  Seperti kucing yang sabar menunggu-nunggu kesempatan untuk menyergap tikus yang sedang diintainya, ......(hal 65)
S  Rupanya perkataan Ayah laksana jari yang melepaskan cangkolan gramopon yang baru diputar. (hal 17)
2)      Majas Hiperbola
S  Semuanya kelihatannya sangat lesu juga. Serupa onggokan- onggokan daging juga yang tak berdaya apa-apa pula. (hal 7)
S  Aku agak malu , terasa darah membakar telinga lagi. Hidung bergerak tak keruan. (hal 42)
3)      Majas Metafora
S  Sungguh lokomotip yang rakus ia! (hal 65)
Selain itu pengarang juga menggunakan bahasa Belanda seperti :
1.      In de nood leert men bidden (hal 20)
2.      Zeer eenvoudig(hal 104).
3.      Ik ben een god in het diepst van mijngedachten (hal 104).
4.      Heerlijk zeg! Gestolen vruchten smaken inderdaas zoet (hal 162).

Komentar

  1. terima kasih artikel ini sangat membantu :)

    BalasHapus
  2. #Ask

    Makna dari majas-majas tersebut apa ya??🤔

    BalasHapus
  3. Terimakasih sangat membantu dalam mengerjakan PR ☺👍👍🙏🙏👱‍♀👱‍♀🙂🙂🙂🙂🙂🙂

    BalasHapus
  4. Terimakasih sangat membantu dalam mengerjakan PR 🙂🙂🙂🙂🙂🙂🙂😇😇

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahhhh Ha 😂😂😂😂😂😂😄😄😄 tidak apa apa santai aja kak

      Hapus
    2. Kabar baik 🥰🥰🥰🥰😌😌😌

      Hapus
    3. Lagi buat PR kak kalau kakak lagi ngapain 🧐🧐🧐🧐

      Hapus
    4. Ohhhhhhhh Pasti nontonnya film Upin ipin kan😄😄😄😆😆😆😂😂😂😂

      Hapus
  5. Haaaaa haaa haa haa 😂😂😂😂😂😂😂 iya klo gitu aku tidur dulu ya kak, udah ngantuk😴💤😴😔 bye👋👋👋

    BalasHapus
  6. Kak apa kaitan pada salag satu amanat "jangan suka menyiksa hewan dan mengumpat orang lain" pada novel atheis🙏

    BalasHapus

Posting Komentar